Wednesday, September 12, 2012

Kupu-kupu dan Bunga

Aku adalah kupu-kupu dan kau adalah bunga.
Kami hidup saling menguntungkan.
Aku menghisap madumu (nektar),
Membantumu dalam proses penyerbukan.
Tetapi...
Aku bukanlah satu-satunya makhluk yang menghisap madu itu.
Ada banyak kupu-kupu lain yang menghisapnya.
Bersaing untuk mendapatkan madu sebanyak-banyaknya...
Aku kalah. Aku tidak mampu mendapatkan madu itu.
Kupu-kupu lain sudah menghisapnya habis.
Kini, simbiosis mutualisme itu tidak lagi terjalin.
Kami tak lagi saling menguntungkan.
Sekarang, aku harus mencari bunga lain
Bunga yang bisa aku hinggapi
Bunga yang bisa aku nikmati sendiri madunya
Tetapi, aku lelah.
Aku lelah mencari tanpa kepastian
Kepastian untuk mendapatkan madu yang aku inginkan.
Sayap ini tak mampu lagi membawaku terbang.

Tuesday, September 11, 2012

What about love?

by Lemar

What if I took my time to love you?
What if I put no one above you?
What if I did the things
That really mattered?
What if I ran through
Hoops of disaster?

No one would care if
We never made it
We're in this alone
So why don't we face it
There is no room to
Blame one another
We just need time to
Forgive each other

[Chorus:]
What about love?
What about feeling?
What about all the things that make life worth living?
What about faith?
What about trust?
And tell me baby...what about us?

How can I give this
Love a new beginning?
How can I stop the rain?
It's never ending
How do I keep my soul believing?
Memories of how we
Should be keep calling

[Chorus]

I'll take the rivers rise
I'll take the happy times
I'll take the moments of disaster

[Chorus]


Lagu ini menggambarkan apa yang saya rasakan saat ini, suasana hati saya. Perasaan ingin memiliki seseorang, tetapi sangat susah digapai. Perasaan hanya dapat mengagumi, tanpa bisa memiliki.. So, what about us? Only God knows....

Berubah

Blog saya sudah berumur lebih dari 3 tahun, dan bukan tanpa alasan saya membuatnya. Kembali saya membuka post lama saya. Labil. Itulah kata yang pertama muncul di otak saya. Tulisan itu tidak ter struktur dulu, tetapi sekarang tulisan itu mengalami perubahan. Perubahan yang signifikan. Terasa jelas perbedaan itu dulu dan sekarang. Dewasa. Mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan tulisan saya sekarang.

Monday, September 10, 2012

Dia

Ini adalah post kedua saya di bulan ini. Jemari ini tergerak untuk menulis sesaat setelah saya selesai membaca novel perahu kertas. Novel itu membuat saya mengkhayal, membuat saya tenggelam di dalamnya. Novel itu menghanyutkan saya. Banyak adegan-adegan yang saya rangkai dengan imajinasi saya sendiri. Membayangkan jika saya berperan di dalamnya dan bertanya-tanya apakah di dunia nyata terdapat cerita yang sama.
Ada beberapa cerita yang membuat saya merasa kesepian walau di tengah keramaian sekalipun. Bukan lingkungan saya yang sepi, tetapi hati ini. Kosong. Hampa. Tetapi saya tidak mampu berbuat sesuatu selain menunggu. Menunggu tanpa kepastian. Seandainya saja saya dapat menulis sendiri cerita saya. Mengkhayal selayaknya adegan dalam novel tersebut. Membayangkan setiap detail adegan yang tertulis dalam setiap lembarnya..
Dia yang aku suka, berada jauh di seberang sana..
Dia yang aku kagumi, tidak mungkin untuk dimiliki..
Dia yang selalu dekat, begitu jauh untuk didekap..
Dia yang begitu memesona, hanya bisa kupandangi..
Saya percaya bahwa 'dia' akan menuliskan kisah baru dalam hidup saya......

Sunday, September 9, 2012

Kembali

Sudah lebih dari setahun saya tidak membubuhkan tulisan dalam blog saya. Kemarin, saya terlalu sibuk dan tenggelam dalam kehidupan saya sendiri. Skripsi menguras banyak tenaga dan menyita waktu saya.... Akhirnya, hari ini saya mulai mempunyai ide untuk membagi lagi cerita saya, walau hanya segelintir orang yang membacanya... Sampai detik ini saya masih menulis skripsi saya. Tangan ini selalu tergerak untuk mengetik satu atau dua kata, tetapi otak ini kosong, tak tahu harus mengetik apa. Otak ini terlalu keras memikirkan yang lain, tubuh ini terlalu sibuk mengerjakan apa yang seharusnya tidak dikerjakan, dan hati ini terlalu lemah untuk mengerti. Tak banyak yang dapat saya ceritakan saat ini, tetapi saya berjanji untuk menceritakannya lain waktu. Di saat otak ini siap untuk berfikir kembali, dan ketika hati ini siap untuk mengerti.